http://butikku.blogspot.com/
MENCARI JEJAK AMARAH adalah sebuah novel yang mengangkat kisah nyata dibalik kasus April Makassar Berdarah (Amarah) di 24 April 1996. Yaitu, kasus penyerbuan aparat ke dalam kampus dan berujung pada tewaskan tiga mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI). Mereka adalah, Saiful Biya, Andi Sultan Iskandar, dan Tasrif Daming.
Ketiganya ditemukan sudah tidak bernyawa di Sungai Pampang dengan banyaknya keganjilan di sekujur tubuh korban. Isupun mencuat jika ketiganya dibunuh dulu baru diceburkan ke sungai. Tapi aparat membantah dan mengatakan, mahasiswa itu meninggal karena tidak bisa berenang.
Tapi belakangan diketahui, jika satu dari tiga mahasiswa itu, Saiful Biya, ternyata pandai berenang. Jadi mana mungkin orang yang bisa berenang dinyatakan meninggal karena tidak bisa berenang?
Kasus Amarah tidak hanya berhenti pada masalah meninggalnya tiga mahasiswa UMI. Peristiwa yang telah menjadi bagian sejarah yang setiap tahunnya diperingati mahasiswa se Makassar itu juga menjadi rebutan.
Masing-masing gerakan mengklaim jika merekalah mengsetting sampai Amarah menjadi besar. Siapakah yang berhak atas Amarah? Inilah yang akan dicari jawabannya.
* * *
KISAH ini diawali perjalanan panjang seorang reporter sebuah koran di Makassar, Tribun Timur, bernama Rasmi Ridjang Sikati alias Inka atas keinginan kuatnya mencari jawaban atas sejarah kelam Amarah.
Hingga kemudian, alumni dari mahasiswa UMI angkatan 98 ini menerima sebuah e-mail dari seseorang bernama Amarahmu dan mengaku saksi kunci kasus tersebut.
Belakangan Amarahmu mengatakan, dia hanya tahu sedikit Amarah dan siap shearing bersama Inka. Inka menyambut kebaikan Amarahmu yang ingin shearing dengannya karena saat itu, dia tidak memiliki teman untuk diskusi untuk menyelesaikan bukunya.
Bersama Amarahmu, Inka mencari jawaban atas peristiwa penyerbuan ke dalam Kampus UMI dengan komunikasi aktif bersama Amarahmu lewat chatting dan e-mail.
Perjalanan ke Anyer mengikuti pelatihan fasilitator yang digelar sebuah lembaga pers membuatnya bertemu dengan seorang lelaki bernama Muhammad Al Kamirfi atau biasa dipanggil Kmirpi. Lelaki yang memiliki kecerdasan spritual, emosional, dan intelektual, yang kemudian meruntuhkan keangkuhannya sebagai seorang hawa.
Sayangnya, dia kehilangan jejak lelaki yang pernah mengecap pendidikan di Qum itu, karena lelaki itu tidak pernah meninggalkan nomor kontaknya di akhir perpisahan. Setelah perpisahan itu, Inka memanggil Kmirpi dengan panggilan Amarahku.
Dari Amarahku, Inka menerima sebuah sendal berwarna merah. Benda yang acap kali dikenakannya akan mengantarkannya bertemu dengan keajaiban-keajaiban kecil. Diantaranya, bertemu dengan saksi sejarah yang mengungkap tabir kebenaran peristiwa Amarah.
Keinginannya bangkit melawan orang pernah mencibirnya karena buku pertamanya dianggap pembohongan sejarah, akhirnya tumbuh dan mendarah daging kemudian menjelma menjadi perlawanan. Perlawanan itu diaktualisasikan dalam sebuah karya berupa buku.
Buku yang sengaja ditulis untuk meluruskan benang merah sebuah sejarah tentang siapa sebenarnya pahlawan dari Amarah. Selama ini, dia selalu muak dengan orang yang mengklaim sebagai tokoh dalam peristiwa Amarah dan menganggap narasumber di buku pertamanya adalah pembohong karena tidak berkompoten bicara tentang Amarah.
Dengan bantuan Amarahmu dan keajaiban sendal merah pemberian dari Amarahku itu, dia menemukan jawabannya. Diantaranya, dia mengetahui bagaimana peristiwa Amarah terjadi dan siapa yang merusak Masjid Umar Bin Khattab dan menghamburkan Al Quran di dalam masjid milik UMI itu.
Di akhir penulisan novelnya, dia ingin mencari tahu siapa itu Amarahmu dan Amarahku. Ketika gerhana bulan terjadi, dia merasakan ada bagian dari dirinya yang ikut hilang dan tiba-tiba wajah Kmirpi melintas di benaknya. Feelingnya merasakan ada sesuatu yang terjadi padanya.
Bersama saudara sepupunya, Rismayang Rousalin Sikati atau dipanggil Mbak May, mereka berangkat ke Bali mencari jejak Amarahmu dan Amarahku. May adalah seorang penganut Kristen Katolik yang tidak pernah meninggalkan salibnya setiap kemana pergi. Sampai di Bali, keduanya menemukan jawabannya.
Apakah benar Amarah adalah settingan lembaga tertentu atau hanya gerakan spontanitas?
Siapa yang merusak masjid dan menghamburkan Al Quran yang ada di dalam masjid milik UMI itu?
Siapakah sosok Amarahmu dan Amarahku itu?
Apakah May dan Inka menemukan jawaban kedua lelaki itu di Bali?
Launching 8 April 2008 Auditorium Al Jibra
Dirangkaikan dengan pameran foto dan pementasan seni
Bedah Buku Auditorium Al Jibra 24 April 2008
Mencari Jejak Amarah
Karya Rasmi Ridjang Sikati
Ilustrasi Sampul : Nono Mirror
Lay Out : Asdar Sindo
Pemeriksa Aksara : Ali Rusdy, Wawan Mattaliu, Jesy Heni T, Lory Hendrajaya
Diterbitkan oleh penerbit LinkPENA
Didistribusikan :inKREATIF
Alamat : Perumahan Bukit Nirwana Blok C/15, Antang, Makassar, Sulawesi Selatan. Telepon (0411) 5070004.
Email : inkreatif@yahoo.com
March 11, 2008
सिनोप्सिस मेंकारी जेजक Amarah
Diposting oleh APRIL MAKASSAR BERDARAH (AMARAH) 96 di 5:28 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment