January 01, 2008

Tahun Baru dengan Penghargaan Jurnalis Pejuang

KAGET. Itulah yang menderaku ketika Ketua HMI Cabang Maros Rijal A Sastro memberitahuku tentang diriku yang menerima penghargaan berupa cinderamata berbentuk sertifikat. Yaitu, penghargaan sebagai Jurnalis Pejuang Anti Korupsi.
Penghargaan itu seharusnya kuterima saat Refleksi Akhir Tahun yang digelar HMI dan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada malam pergantian tahun dari 2007 ke 2008, Senin (31/12), di Gedung Badan Koordinasi Kesenian Indonesia (BKKI) Maros. Pertemuan itu dihadiri organisasi kepemudaan di Maros dan pejabat dalam lingkup Pemkab Maros.
Hanya saja, pada malam itu, aku tidak bisa hadir karena kondisi kesehatanku kurang sehat dan juga sudah niatan akan melaksanakan shalat Sujud Syukur di Masjid AL Markas Al Islami Makassar di malam pergantian tahun.
Baru keesokan harinya, penghargaan itu diserahkan kepadaku. Dan aku hanya mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil’alamin.
Tapi sebelumnya, aku sempat bertanya, apa standarnisasinya sehingga aku menerima penghargaan itu? Sampai-sampai, aku mengatakan pada Rijal, mungkin karena aku adalah kader HMI sehingga terpilih mendapat penghargaan itu. “Jangan ada diskriminasi,” kataku dengan tegas pada Rijal.
Dulunya, aku memang pernah menjabat sebagai Ketua Kohati Korkom UMI, Wakil Sekretaris Kohati HMI Cabang Makassar, dan pernah terlibat dalam tim investigasi kasus penyerbuan aparat ke Wisma HMI Cabang Makassar beberapa waktu lalu.
Rijal langsung membantahnya mentah-mentah. Penghargaan itu, katanya, meskipun diberikan atas nama HMI dan KAHMI, bukan karena diriku dari background HMI tapi karena independensi yang kuanut.
“Bukan Kanda. Pemberian itu bukan karena Kanda Inka kader HMI tapi karena satu-satunya jurnalis di Maros yang gigih, berani, dan serius dalam mengakomodir berita tentang ketimpangan di Pemerintah Kabupaten Maros dan menyampaikan ke publik secara gamblang. Tidak seperti wartawan lainnya yang ada di Maros,” katanya. Aku sedikit lega dengan penuturannya.
“Ini satu-satunya cinderamata yang kami berikan kepada seseorang di akhir tahun 2007. Orang yang berhak menerima penghargaan itu diputuskan setelah melalui rapat dengan pengurus HMI dan KAHMI,” tambah Rijal lagi.
Sampai sekarang pun, aku masih kaget atas penghargaan itu. Aku bekerja sebagai jurnalis dan memberitakan ketimpangan di depan mataku bukan untuk sebuah penghargaan dan keakuan diri tapi karena panggilan hati nurani. Intinya ingin membantu mengubah wajah Maros ke arah lebih baik karena aku mencintai daerah itu.

Atas penghargaan itu, aku lalu melaporkannya ke kantorku. Menghubungi Pemimpin Redaksi Koran Tribun Timur UKI M KURDI dan Wakil Pemimpin Redaksi Dahlan melalui sms.

Alhamdulillah, Biro Maros Koran Tribun Timur terima penghargaan Jurnalis Pejuang Anti Korupsi di Maros. Satu-satunya yang menerima penghargaan di Maros dalam malam Refleksi Akhir Tahun HMI – KAHMI Maros..Heee.

Di balas Pak UKI:
Hahaaa. Sukses untuk Inka. Salam

Di Balas Kak Dahlan:
Wah! Selamat Inka…. Bagus. Tolong tulis beritanya, yah….


Perintah paling terakhir rasanya sulit kulakukan. Seperti jeruk makan jeruk. Berita tentang diri sendiri, ditulis sendiri. Heeee